MEMAHAMI BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini membawa perubahan besar dalam tatanan kehidupan. Bahkan sesuatu yang tadinya tak mungkin, akhirnya menjadi mungkin. Seperti halnya dalam dunia pendidikan. Mayoritas sekolah maupun kuliah diadakan secara tatap muka di kelas. Tapi karena pandemi mengharuskan semua kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan secara daring.

Kini, pembelajaran daring atau e-learning sudah menjadi hal yang wajar. Ini karena penggunaan internet sudah biasa bagi semua orang. Adanya e-learning membantu siapa saja untuk dapat belajar tanpa mengenal waktu dan tempat. Namun bagi beberapa pelajar masih tetap membutuhkan pertemuan tatap muka di kelas untuk membahas dan melengkapi proses belajar yang sudah dilalui melalui internet.

Hal tersebut yang disebut dengan Blended Learning. Melansir laman Binus University, Senin (4/1/2021), ini penjelasan mengenai apa itu blended learning. Blended learning adalah metode belajar dimana proses belajar tatap kelas berpadu dengan proses e-learning secara harmonis atau bisa juga disebut pembelajaran campuran.

Belajar dalam kelas dan e-learning masing-masing tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, hal itulah yang mendasari terbentuknya metode Blended Learning ini. Seperti contoh, kekurangan belajar dalam kelas cenderung terbatas dengan tempat dan waktu yakni hanya bersumber dari sekolah saja.

Tetapi kelebihannya tatap muka di kelas dengan bertemu guru, para pelajar dapat langsung mendapat feedback dari guru tersebut atas pencapaian yang sudah mereka lakukan. Begitupun sebaliknya, belajar menggunakan internet memang tidak terbatas tempat dan waktu, tetapi tidak adanya guru yang mendampingi, peserta tidak langsung mendapat feedback dan cenderung mengalami salah pengertian. 

Maka dengan dipadukannya kedua metode tersebut, blended learning dapat menjadi jawaban untuk metode belajar yang menjadi tren di masa pandemi ini. Berikut ini keuntungan blended learning:

1.   Fleksibel
Dengan menggunakan metode blended learning, pelajar tidak harus setiap hari datang ke kelas. Belajar bisa dilakukan melalui internet. Lalu satu hari dalam satu minggu ada pertemuan dengan guru/dosen di ruang kelas, tentu untuk mendapat feedback atas apa yang sudah dipelajari.
2.   Hemat biaya dan waktu
Menggunakan metode blended learning lebih menghemat biaya dan waktu. Belajar menggunakan internet tidak harus memiliki buku fisik karena materi sudah ada secara online dan peserta hanya tinggal mengunduh saja. Selain itu, pelajar juga bisa menghemat waktu karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk datang ke sekolah atau kampus. Dengan metode blended learning kamu bisa menghemat biaya transportasi untuk ke sekolah atau kampus beberapa hari dalam seminggu.
3.   Materi yang interaktif
Materi pelajaran yang disajikan lewat internet dibuat menjadi media-media interaktif agar lebih mendetail dan menarik perhatian peserta. Media belajar tersebut bisa digunakan sesuai dengan cara belajar masing-masing peserta. Contohnya dengan melalui video interaktif, video penjelasan dari dosen, podcast dan materi tertulis dalam format e-book. Semua ini ditambah lagi dengan berbagai live session, online chat dengan guru atau dosen dan berbagai dukungan teknologi lainnya.
4.   Efektif dan efisien
Setiap siswa atau mahasiswa memiliki cara belajar yang berbeda satu sama lain. Ada peserta yang nyaman belajar di pagi hari, sore hari atau bahkan belajar di malam hari sambal bersantai dan mendengarkan musik. Ada juga pelajar yang lebih nyaman belajar di kamar sendiri, di warung kopi atau di ruang kelas. Dengan begitu, menggunakan metode blended learning ini, pelajar dapat mengatur sendiri waktu dan tempat belajarnya.
Terlebih bagi siswa yang saat sudah memasuki Semester Genap TA 2020/2021, maka ada beberapa daerah yang sudah menerapkan pembelajaran tatap muka. Namun mayoritas sekolah masih menyelenggarakan belajar dari rumah (BDR), serta ada yang menerapkan blended learning.


Referensi:

  • Binus University
  • Belajar dan Pembelajaran; Serta pemanfaatan Sumber Belajar
  • KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
  • Wikipedia

Komentar