MEMAHAMI KONSEP DASAR, MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

Menjadi seorang guru di sekolah dasar memiliki tugas memberikan pelajaran lebih dari satu mata pelajaran. Penulis sendiri di kelas, sehari-harinya menyampaikan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN). Sementara untuk satu mata pelajaran, terdapat banyak pembahasan yang harus dipelajari.

Di sisi lain, tak jarang sebagai seorang guru, penulis menemukan rasa jenuh yang dialami para siswa. Terlebih jika dalam penyampaian, seorang guru melakukannya secara monoton dan membosankan. Tanpa dialog dan diskusi interaktif antara guru dengan siswa. Metode pembelajaran yang membosankan dengan teknologi yang ketinggalan jaman sudah tidak menjadi daya tarik lagi bagi siswa.

Berangkat dari hal tersebut, maka seorang guru dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif menemukan cara agar proses belajar mengajar menjadi lebih hidup dan tak membosankan. Sekaligus memotivasi para siswa agar lebih aktif belajar. Pada gilirannya mampu mempertinggi semangat belajar siswa untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Sebagai bagian dari pembelajaran, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memiliki tiga peran, Yaitu: 

1.   Peran Tambahan (Suplemen). 
Peran ini merupakan pilihan bagi peserta didik. Apakah akan memanfaatkan TIK atau tidak. Tentunya peserta didik yang memanfaatkan, akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan. Sebagai guru tentunya akan senantiasa mendorong dan menganjurkan para siswa untuk memanfaatkan TIK yang ada.
2.   Peran Pelengkap
Bisa diartikan bahwa materi pembelajaran melalui TIK diprogram untuk lebih memperkaya materi pelajaran yang diterima siswa di kelas.
3.   Peran Pengganti
Bertujuan untuk membantu mempermudah para siswa dalam mengelola kegiatan pembelajaran sehingga para siswa dapat menyesuaikan waktu dan aktivitas lainnya dengan kegiatan pembelajaran yang efesien.

Di sinilah letak perbedaan antara guru sekarang yang memanfaatkan TIK dengan guru tradisional. Ada perbedaan metode pengajaran. Jika jaman dulu, guru menjadi pusat informasi dan pengetahuan. Maka guru jaman sekarang bukan lagi menjadi satu satunya pusat informasi dan pengetahuan. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan disainer pembelajaran. Guru juga dituntut mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mencirikan paradigma baru dengan mengintegrasikan TIK sebagai sarananya.

Media TIK yang paling sering digunakan salah satunya adalah komputer sebagai sarana multimedia. Alat ini digunakan untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu dan koneksi. Sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi (Kamus, Wikipedia Indonesia).

Dalam dunia pendidikan, sarana multimedia bisa dimanfaatkan sebagai media pengajaran. Baik dalam kelas, maupun sendiri-sendiri. Saat ini, penggunaan perangkat lunak perancang presentasi seperti Power Point (Microsoft Inc.), Corel Presentation (Corel Inc.) termasuk juga media presentasi yang dikembangkan oleh Macromedia Inc. banyak menggantikan cara presentasi pada masa sebelumnya yang lebih tradisional. Ditambah lagi jika presentasi tersebut dihubungkan dengan alat proyeksi dalam bentuk multimedia projector, seperti LCD, In-Focus atau sejenisnya.

Berbagai perangkat presentasi tersebut memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multi media yang lebih atraktif, dinamis dan lebih menarik minat belajar siswa di dalam kelas.


Referensi:

  • Belajar dan Pembelajaran; Serta pemanfaatan Sumber Belajar
  • KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
  • Pembelajaran Berbasis TIK; Mengembangkan Profesionalitas Guru
  • Wikipedia

Komentar